Berbagai Khasiat Kunyit dan Temulawak
Bagian yang digunakan dari kunyit dan temulawak adalah
rimpangnya. Dalam akupuntur dan pengobatan tradisional, berbagai macam khasiat
kunyit dan temulawak telah diyakini sebagai rempah yang bermanfaat. Khasiat kunyit dan temulawak mempunyai efek
antiradang, antioksidan, antipiretik (menurunkan panas), antibakteri,hipolipidemik (menurunkan kolesterol darah), hepatoprotektor
(melindungi hati dari zat yang bersifat toksik) dan sebagai tonikum (penyegar).
Selaras dengan Penelitian khasiat kunyit dan temulawak di
penelitian di Korea Selatan, khasiat temulawak dan kunyit sebagai antiradang ini
dibuktikan oleh dr. Nyoma Kertia SPPD-KR, spesialis reumatologi dan penyakit dalam.
Pada 1997, beliau melakukan uji klinis terhadap 22 orang pasien osteoarthritis
lutut usia di atas 50 tahun. Dosisnya 15 mg corcominoid dicampur 200 mg minyak atsiri
temulawak di berikan dua kali sehari selama dua minggu.
Khasiat kunyit dan temulawak juga sebagai imunostimulan,
sebagai kolagogum yaitu menstimulasi dinding kantong empedu untukmeningkatkan
sekresi cairan empedu yang berperan dalam pemecahan lemak. Khasiat kunyit dan temulawak yang begitu banyak berasal dari
senyawa yang terkandung dalam rimpangnya yang dikenal dengan nama ‘kurkumin’. Kurkumin merupakan salah satu produk senyawa
metabolit sekunder dari tanaman kunyit dan temulawak. Kurkumin ini telah teruji
di beragai penelitian bahwa dapat digunakan sebagai obat kanker.
Menurut Timothy Moynihan, MD, konsultan medic onkologi dari
Mayo Clinic,” Kurkumin banyak diteliti sebagai obat kanker karena inflamasi
atau peradangan banyak ditemukan pada pasien kanker.”
Penelitian menunjukkan bahwa khasiat kunyit dan temulawak
sebagai antioksidan dapat melindungi lemak, hemoglobin, dan DNA dari serangan
radikal bebas. Kurkumin dalam kunyit dan temulawak juga memiliki tosisitas
selektif yang dapat menghancurkan sel kanker tanpa merusak jaringan normal
sehingga meminimalkan efek samping.
Dari Internasionalpun, khasiat temulawak dan kunyit ini
telah teruji. Di Korea Selatan, temulawak didaulat menjadi fitofarmaka setelah
melalui 10 tahun penelitian. Senyawa xanthorrizhol yang terkandung dalam rimpang
kerabat zingiberaceae itu berkhasiat antiinflamasi, antikanker, penyembuh luka,
dan penurun kolesterol.

Hasilnya sungguh menggembirakan. Berdasarkan gejala klinis,
khasiat temulawak itu seimbang dengan obat-obatan nonsteroid seperti piroxicam.
Piroxicam adalah obat antiinflamasi nonsteroid yang biasa diberikan sebagai pereda
rasa nyeri. Tetapi, dalam jangka panjang obat-obatan nonsteroid berefek
negative pada liver, ginjal, dan pencernaan. Temulawak lebih unggul karena tidak
memiliki efek toksik. Selain itu harganya murah dan mudah didapat.
dr. Nyoma menambahkan bahwa temulawak mampu memperlambat
proses degenerative sendi. Selain itu, Curcuma xanthorriza ini juga memiliki potensi
sebagai hepatoprotektor dan kaya antioksidan. Dokter yang gencar mengkampanyekan
gerakan nasional minum temulawak setahun terakhir itu masih melakukan penelitian
lanjutan.
Kurkumin dalam kunyit dan temulawak juga mempunyai efek
lain. Menurut drh CA Nidom MS, ahli biologi
molekuler dari Universitas Airlangga,
Surabaya, kurkumin pada kunyit dan temulawak mempunyai efek menurunkan sitokin,
yaitu protein yang membuat sel-sel kekebalan tubuh berproduksi, tumbuh dan mati.
Pada kasus flu burung terjadi peningkatan sitokin secara berlebihan sehingga dapat
menyebabkan kerusakan sel dan memperparah kondisi pasien.
Khasiat kunyit dan temulawak yang telah teruji secara klinis
baik dalam maupun luar negeri ini seharusnya dapat meningkatkan konsumsi dan
pengetahuan masyarakat akan ampuhnya rempah ini. Yang lebih penting lagi adalah
mengubah pola pikir masyarakat akan keampuhan obat-obat medis farmasi yang
justru memiliki efek samping (toksik) lebih tinggi jika dikonsumsi dalam jangka
panjang. Disamping Khasiat kunyit dan temulawak yang lebih minim akan efek
samping, rempah ini memberikan hasil yang sama kuatnya dengan obat-obat medis
farmasi.
0 komentar